Spesial untuk mu yang akan menemani masa depan ku kelak,
Hay, Apa kabar mu? Aku disini berharap kamu baik-baik saja. Jangan terlalu lelah untuk mengejar mimpi-mimpi yang ingin kamu gapai, karena aku tidak ingin melihat mu sakit. Jika bisa aku ingin kutawarkan tempat duduk di sisi ku, dan ingin ku pandangi mukamu lekat-lekat lalu bertanya,
" Beratkah hari-harimu belakangan ini? Cukup menyenangkan kah pekerjaan yang sedang kau jalani? atau kau masih berkutat dengan teori dan buku yang membuatmu terjaga sampai dini hari? "
Harapanku, semoga kamu dan kehidupanmu di sana berjalan mulus tanpa gangguan yang berarti. Doaku tak putus-putus untukmu, kukirim dari sini.
Aku selalu membayangkan bagaimana nanti kita akan bertemu. Apakah akan lucu, romantis atau justru sebenarnya kamu dan aku sudah saling mengenal dari dulu? apapun jalannya, aku berharap kelak kita akan saling menemukan. Bertukar pandangan untuk kemudian tahu:
" Aku lah wanita beruntung yang telah menemukan mu untuk hidup ku, aku akhir dari semua petualang cintamu, kehadiranmu, mencukupkan ku "
Seandainya sekarang kita sudah bisa berjumpa, ingin kuceritakan semua rasa yang sudah sekian lama mengendap di udara. Melihat kuatnya hasratku bercerita, tampaknya kelak pertemuan kita akan lebih mirip reuni dua sahabat lama dibanding pertemuan dua orang yang sedang dimabuk cinta.
Sampai hari itu tiba, kumohon tabahkan dirimu. Semesta sedang berjingkat mengurus pertemuan kita di satu masa paling sempurna. Yakinlah ia akan segera ada di hadapan mata.
Sesungguhnya aku sangat tak sabar ingin segera bisa mengajakmu jalan-jalan. Hari-hari kita akan dilalui dengan biasa-biasa saja. Di pagi hari, kau mengecup keningku sebelum berpisah untuk bekerja. Kebutuhan hidup memang makin tak bisa dipenuhi jika tidak disokong berdua. Kesibukan kadang membuat kita lupa untuk saling berkirim kabar. Jangankan saling mengirim pesan mesra, ingat mengabari sedang di mana saja sudah untung.
Saat malam tiba, kau dan aku akan bertemu di rumah tanpa banyak bicara. Makan malam, kemudian naik ke tempat tidur bersama. Jika tak terlalu lelah, kita akan saling pandang dan bercerita sebelum memutuskan untuk bercinta.
Sebelum kamu menemukan ku, izinkan aku berterimakasih atas kehadiranmu.
Terima kasih telah mempersiapkan dirimu untuk menyambutku. Kamu mengorbankan waktu tidurmu, merelakan indahnya masa mudamu demi bisa lebih siap menjemput masa depan bersamaku. Kamu memilih bekerja dibanding nongkrong hingga pagi buta. Mengikhlaskan gelak tawa yang semestinya kau nikmati sampai puas semasa muda. Terima kasih atas kedewasaanmu.
Terimakasih sudah tumbuh menjadi lelaki yang bisa diandalkan. Kamu tak hanya lihai memperbaiki mobil dan mengganti ban, namun memang layak jadi panutan. Di sampingmu aku tak pernah merasa kekurangan. Kamu tak hanya menghujaniku dengan berbagai pemenuhan kebutuhan, tapi juga menghujaniku dengan banjiran perhatian.
Bersamamu kutemukan pendampingan yang membebaskan. Kadang tak habis pikir, kenapa aku yang banyak kurang bisa begini mudah mendapat keberuntungan?:)
Jika kamu berpikir kamu bukan pria yang baik untuk ku, kamu tidak perlu khawatir, Sayang. Seburuk apapun dirimu, tangan ini akan tetap terbuka. Datanglah kepada ku apa adanya, dengan semua kejujuran yang ada di dalam dirimu.
Aku juga bukan manusia sempurna. Dulu, aku sempat menjadi seseorang yang sangat brengsek. Aku pernah menyakiti orang-orang yang menyayangiku tanpa syarat. Aku pernah melakukan kebodohan dengan menyerahkan hati pada orang yang salah. Dalam beberapa kesempatan, air mataku sempat menetes karena menangisi kehilangan yang serasa seperti kiamat.
Kamu bisa menemukan di sosial media ku yang penuh kata-kata puitis nan galau. Jika menggali postingan lama blog-ku akan kau temukan aku yang sempat mencintai orang lain sedaalam itu. Tak perlu cemburu. Aku yang kini sudah selesai dengan romantisme picisan semacam itu.
Aku pun juga bukan perawan maria yang suci dari jamahan pria. Jelas akan kupersembahkan tubuhku untukmu. Satu yang perlu kau tahu, ada jejak tangan lain yang tertinggal di sana, bukti bahwa aku pernah menjadi manusia yang buruk. Egomu mungkin terluka saat mendengar pengakuanku, namun aku tak ingin memulai segalanya di bawah payung dusta. Kamu berhak mendapatkanku dalam versi sejujur-jujurnya.
Setelah mendengar ini, semoga kamu tak kecewa. Aku sekarang sedang melakukan perbaikan diri untuk dirimu. Aku hanya ingin menjadi wanita sempurna yang seperti kamu idamkan, dan menjadi sosok ibu yang sempurna untuk anak kita kelak. Aku tidak ingin mengecewakan mu, dan anak ku kelak. Aku akan rela berusaha berjuang kembali ke jalan yang "benar" biarpun harus sampai berdarah-darah disini untuk memperbaiki diri ku yang akan ku persembakan untuk keluarga kecil kita kelak.
Jika suatu saat kita bertengkar hebat, aku berharap kamu tidak terus memojokan ku dan kesalahan-kesalahan ku, berilah waktu untuk aku berpikir dengan kepala dingin, dan minta maaf lah terlebih dahulu denganku. Setelah aku sudah berpikir dengan kepala dingin, mari kita diskusikan. Di titik kamu tak mampu lagi dan ingin pergi, tolong ingat kembali. Tuhan tak mungkin mempersatukan kita dengan suci hanya untuk semudah itu diakhiri.
Sampai hari itu datang, jangan lelah untuk terus berjuang. Meski tak bersisian, ketahuilah kamu tak pernah sendirian. Sebelum tiba waktunya kita ditakdirkan untuk saling menemukan, kamu dan aku hanya harus menambah tabungan ketabahan.
Hidup terlalu singkat untuk terus-terusan mengeluhkan kesepian. Hatimu terlalu berharga jika diisi dengan kesibukan untuk mengurusi cinta yang hanya sementara.
Setiap kamu merasa sendiri dan tak ada yang mendampingi, ingatlah padaku. Seseorang yang mungkin belum pernah kamu temui. Manusia keras kepala yang kata orang punya imajinasi liar dan gila karena rela mati-matian menjaga diri agar pantas menyandingmu yang entah kapan datangnya. Aku akan selalu mendampingimu dalam diam, sampai waktu mempertemukan kita kelak. Tak sedetik pun, aku membiarkan mu sendirian.
Maukah kau jadi sahabat terbaikku membangun masa depan? Jadi orang yang aroma badannya kuhirup setiap malam. Pria yang namanya tak pernah lupa kusebut di tiap sujud dan tangkupan tangan.
Kita akan memulai segalanya dari nol. Sudikah kamu menjadi seorang bapak dari anak-anakku kelak? Mereka yang akan kita dewasakan bersama.
Akankah kamu mengijinkanku jadi wanita yang memiliki nama belakangmu? Menjadi pribadi terhormat yang mengandung anak dari benihmu.
Maukah kamu menghabiskan masa denganku? dengan rendah hati menerima segala kurang dan lebihku, mengingatkanku untuk lebih bersabar setiap nada suaraku mulai meninggi karena kesal. Aku tak bisa menjanjikan apa-apa, selain akan lebih berusaha untuk jadi wanita yang sempurna untuk membahagiakanmu dalam berbagai masa.
Kita akan menua bersama,ditemani tawa dan kerut yang makin nyata. Berjanjilah, tak peduli nanti kita akan berselisih paham, kekurangan uang, anak-anak kita berulah dan menyusahkan, kamu dan aku akan kembali saling menatap untuk menemukan keyakinan : selama masih bersama kita akan tetap baik-baik saja.
Relakah kamu, kudampingi dirimu hingga kita menghadap tuhan, dan bahagia di surga selamanya ?
Aku selalu berharap kamu akan hadir di dalam hidup ku. Semoga tuhan mempertemukan kita secepat nya, dan dengan waktu yang tepat.
Sampai kelak kita bertemu,
Salam sayang dari calon istri mu!:)